Pagi itu adalah hari pendaftaran
ulang bagi kelas di sekolahku, di SMP Negeri 1 Tanasitolo. SMP dimana aku
menuntut ilmu. Aku sudah berniat untuk bangun pagi-pagi karena ingin berangkat
sekolah lebih awal, tapi ternyata malah bangun kesiangan karena begadang
tentunya.
“Halim…!bangun nak..! ayo lekas
mandi dan sarapan,nanti kamu terlambat ke sekolah!” Ibu berusaha
membangunkanku. Sambil menutup mata dan berusaha melanjutkan mimpiku,aku
menjawab.
“Ah ,, ibu, sekarang baru jam berapa
sih? Aku masih ngantuk nih! Masuk sekolah juga cuma nongkrong bareng
temen-temen..!”
“Halim,…!Ayo…cepat bangun, Ibu tidak
mau punya anak yang malas..” teriak Ibu membuat aku kaget. Namun, aku masih
menjawab dengan mata tertutup.
”Iya,iya..sabar, orang masih ngantuk
malah di teriakin,.” Perlahan aku membuka mataku..“ lagian sekarang baru
jam…hah? Ya ampuun..! Udah jam 08.00.” Seruku kaget.
Setelah selesai mandi dan
sarapan,akupun akhirnya berangkat sekolah. Keadaan sekolah pagi ini sangat
ramai, seperti pengunjung di obyek wisata. Ya .. maklum banyak calon siswa baru
yang ingin masuk SMP ku. Karena sudah terlambat, aku berlari mencari kelasku .
Karena terlalu panik dan terburu-buru, sampai-sampai aku tidak lihat kalau
didepanku ada orang.
Gubrakkkk!!
“Aw…woy..! kamu itu punya mata gak
sih..? kamu gak liat apa,ada orang di depan kamu..? Dasar ce.ce..cewek..”
Kata-kataku terhenti saat melihat sosok cewek yang mungkin pernah ada dalam
kisah cintaku. “Ya Tuhan, cewek ini mirip banget sama..Sonya” kataku lirih.
Sonya adalah sosok yang pernah jadi
sahabat atau lebih, karena aku menganggap Sonya lebih dari sahabat. Wanita itu
ternyata kakak dari salah satu calon siswa baru, dia pakai baju merah. Dia
membuyarkan lamunanku dengan kata-kata yang sewot, tapi sambil tersenyum.
“Loh..hello..kok kamu yang nyalahin saya?
Bukannya kamu yang nabrak saya? Makanya kalau jalan itu mata juga di pakai,
jangan cuma pakai kaki sama mulut aja..!” Tiba-tiba Ghaida mengulurkan
tangannya untuk membantuku berdiri. “Udah-udah, gak usak!Minggir kamu!Gue mau
lewat! Emang aku nenek-nenek apa, kalau jalan mesti di bantu.” Sesekali aku
menatap ke belakang, ya jelas ngeliatin Ghaida begitu juga Ghaida yang masih
tersenyum simpul menatapku. Tiba-tiba….
“Woy,,awas.. di depan ada tembok
tuh!!
Gubraaakkk..!!!
“Auww…sakit!woy..! kamu tu kalo
kasih komando jangan telat dong! Payah banget sih!”
“Makanya..jalan tu yang bener..!
jangan ngliat ke belakang! Ejek Ghaida kepadaku. Ah,, gak usah ceramah! saya
gak butuh!!!”
Lalu aku masuk ke kelas dan
menyerahkan raport serta tanda tangan sama Pak Suandi di bagian kuriulum.
Setelah daftar ulang, aku pergi ke kantin. Sambil meneguk soft drink di
hadapanku, aku memikirkan Ghaida.. kok bisa mirip banget gitu ya, si Ghaida
sama Sonya? Senyumnya, matanya, pipinya, rambutnya. Tiba-tiba ketiga sahabatku
datang menghampiriku,ya siapa lagi kalau bukan Arda, Andra dan Zainal .
Mereka bertiga adalah sahabat
terbaikku. Setiap aku baru ada masalah mereka yang ngertiin aku, berusaha
menghiburku. Dan setiap kita memiliki waktu luang, kita pergi bersama untuk
menghilangkan kejenuhan.
“Woy,, lim, ke kantin gak ajak-ajak.
Ngapain kamu sendirian di sini? Pakek acara ngelamun segala?” sapa Arda
kepadaku.
“ Gapapa, gue lagi mikirin Sonya
aja.”
Andra langsung menyaut bicaraku.
“Busyet deh ni anak, loe masih aja mikirin wanita itu? Ya ampun Halim..! wanita
tu gak Cuma satu. Di dunia ini ada segambreng wanita, kamu tinggal pilih aja
kan?” Zainal pun mendukung masukan yang di berikan Andra.
Tapi mereka gak tau tentang perasaan
yang aku miliki untuk Sonya sangat besar. Dan saat bayangan Sonya perlahan
menghilang, disini aku teringat kembali sosok itu karena kehadiran Ghaida. Hati
ini pun berdetak saat bertemu dengan sosok wanita yang persis dengan Sonya.
Mungkinkah Ghaida datang untuk menggantikan sosok seorang Sonya?
Siang itu sangat panas, tinggal aku
seoarang diri di sudut lapangan volly sekolahku. Tiba-tiba ada suara yang
menyapaku,ternyata itu Ghaida. Sambil memutar-mutar bola volly di tangannya ia
bertanya “ Masih sakit gak kepalanya?” Sambil ku pasang wajah sedih dan kaget.
“ Ngapain kamu disini? udah sana
pergi.. Aku lagi pengen sendiri.” Namun dengan senyum “Ye .. GR banget
sih kamu!! Siapa juga yang maw nemenin loe..! orang gue mau volley kok.”
Sambil bernyanyi-nyanyi kecil di
bawah pohon di sudut lapangan volly sekolahku. Tiba-tiba bola lari ke arahku,
dengan tangkas aku menangkap bola itu. Dan di saat itu dia mengajak aku
berkenalan. Sungguh aku merasa senang, karena aku temukan sosok Sonya di dalam
diri Ghaida. Sesampainya di rumah, aku rebahkan sejenak badanku ke ranjang.
Dalam lamunanku terbayang akan dirinya.
Setelah pertemuan itu, ku selalu
terbayang akan wajahnya dan senyumnya yang menawan. Aku berfikir sejenak,
akankah aku dapat bersamanya. Ingin rasanya aku untuk memilikinya, mengganti
posisi Sonya yang telah lalu. Kekagumanku akan semua yang ada pada diri Ghaida,
ingin sekali ku ungkapkan bahwa aku suka pada dirinya. Namun ku tak tahu,
apakah dia merasakan hal yang sama seperti apa yang telah kurasakan untuk
dirinya. Aku pun tidak tahu akankah ku bisa bertemu kembali dengan dia. Aku
tidak tahu dimana dia tinggal, apakah adiknya di terima di SMP ku atau tidak,
aku juga tidak tahu apa dia sudah memiliki seorang kekasih. Di sini aku hanya
bisa berharap aku dapat bertemu dengan dia kembali.
Rasa suka yang aku rasakan bukan
karena aku melihat sosok Sonya yang ada pada diri Ghaida. Namun aku kagum akan
semua yang ada pada diri seorang Ghaida. Ingin aku cari tau tentang dia, karena
aku rasa ini sebuah kebetulan yang membuat aku berfikir bahwa semua ini takdir
untukku bertemu dengan dia. Ghaida Farisya.
ihhhhh......... alay
ReplyDeletealien :v
ReplyDelete